Sunday, November 13, 2011

MEMILIH DOKTER KANDUNGAN (IDEAL)

MEMILIH DOKTER KANDUNGAN (IDEAL)

Seideal apa pun, dokter yang dipilih harus bisa membuat Ibu hamil nyaman dan aman berada dalam penanganannya.

"Mbak, kalau mau periksa kandungan, enaknya ke dokter A. Orangnya baik, ramah, dan suka guyon. Tapi harus tahan antre, soalnya pasiennya banyak banget!"

"Mendingan dokter B saja. Dia banyak ngasih penjelasan. Apa yang kita tanya pasti dijawab lengkap dan mudah dimengerti. Wah, pokoknya memuaskan deh!"

"Kalau mau dokter yang asyik, pilih saja dokter C. Dia tergolong dokter senior, jadi sudah pengalaman banget. Selain itu, dia juga lumayan ganteng, lo!"

Begitulah komentar para ibu tentang sosok dokter spesialis kebidanan dan kandungan (obgin) yang pernah memeriksanya. Dari beberapa komentar singkat tersebut, ternyata memang setiap orang memiliki "selera" tersendiri. Walau demikian, masukan dan saran dari teman, kakak, saudara, dan lainnya boleh-boleh saja dijadikan bahan pertimbangan. Namun akhirnya, ibu sendirilah yang harus memutuskan hendak memeriksakan kehamilannya ke dokter yang mana.

Begitu banyak kriteria yang muncul mengenai sosok seorang dokter tentu tak terlepas dari persepsi atau penilaian ibu-ibu hamil yang pernah menjadi pasiennya. Akibatnya, bukan tidak mungkin Anda malah bingung, mau pilih dokter yang mana, ya?

SEJUMLAH KRITERIA

Sebagai pegangan, inilah yang bisa dijadikan pertimbangan kala memilih dokter kandungan dan kebidanan bagi kehamilan dan persalinan Anda:

* Jenis kelamin

Faktor jenis kelamin menjadi salah satu kriteria yang banyak dipilih, apakah dokter kandungan dan kebidanan tersebut perempuan atau pria. Alasan kenapa harus memilih dokter kandungan dan kebidanan berdasarkan jender ini tentu beragam. Contohnya, seorang ibu hamil merasa lebih nyaman jika diperiksa oleh dokter dengan jenis kelamin sama. Yang bersangkutan tidak perlu merasa risih atau sungkan ketika sang dokter melakukan proses pemeriksaan, terutama pemeriksaan dalam, karena sama-sama perempuan. Sebaliknya, ada juga yang lebih memilih diperiksa oleh dokter pria, karena mungkin ia merasa bisa curhat mengungkapkan keluhan-keluhan kehamilan dan merasa terlindungi.

* Penampilan dan pembawaan

Ada juga pasien yang mempertimbangkan penampilan fisik sebagai bahan pertimbangan yang cukup penting. Misalnya, sang dokter berparas tampan atau cantik, bersih, rapi dan wangi. Pasien merasa senang kalau diperiksa oleh dokter dengan sederet kriteria tadi.

Sebaliknya, ada juga ibu hamil yang sama sekali tak mempertimbangkan apakah si dokter ganteng atau cantik. Yang penting baginya, dokter tersebut haruslah ramah, murah senyum, tidak kaku dan melakukan pemeriksaan dengan santai.
Sikap luwes ini umumnya juga dikaitkan dengan kesediaan si dokter memberikan penjelasan memuaskan. Jika ibu merasa nyaman karenanya, tentu
saja pilihan yang dibuat berdasarkan penampilan dan pembawaan dokter menjadi sangat logis.

* Pengalaman praktik

Tak sedikit ibu hamil yang memilih dokter kandungan dan kebidanan berdasarkan pengalaman praktiknya. Dalam hal ini, yang menjadi incaran adalah para dokter senior dan berpraktik di beberapa RS kenamaan. Pilihan semacam ini memang bisa membuat pasien seperti Anda yang sedang hamil tak khawatir menggantungkan nasibnya di tangan dokter yang betul-betul pakar di bidangnya serta sudah banyak makan asam garam alias amat berpengalaman. Akan tetapi tak salah pula jika ada yang lebih senang memeriksakan diri ke dokter "yunior". Di mata pasiennya, dokter seperti ini dianggap lebih care , pengetahuannya lebih up to date, serta tenaganya masih full, dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan dan punya banyak waktu (karena pasiennya belum banyak) saat konsultasi maupun kala harus membantu proses persalinan.

* Banyak-sedikitnya pasien

Jumlah pasien seorang dokter ternyata juga memberi kontribusi bagi banyak orang dalam memutuskan akan memilih dokter kandungan dan kebidanan yang mana. Banyaknya pasien dinilai sebagai poin plus si dokter. Bukankah itu berarti kualitas si dokter sudah diakui banyak orang? Risikonya, ibu harus rela berlama-lama menunggu giliran diperiksa oleh sang dokter "istimewa" ini. Jika tidak mau menunggu di antrean yang panjang, ibu bisa memilih dokter kandungan dan kebidanan yang pasiennya sedikit. Pertimbangannya, antrean yang terbatas sangat memungkinkan masing-masing pasien punya cukup waktu untuk berdialog atau mendapatkan penjelasan yang komprehensif. Kalau pasiennya seabreg, sulit bagi si dokter untuk punya banyak waktu dalam menyampaikan informasi panjang lebar pada semua pasiennya.

* Rekomendasi saudara atau teman

Memilih dokter kandungan dan kebidanan bisa semata-mata berdasarkan rekomendasi dari sanak famili atau teman. Dari merekalah, didapat gambaran kemampuan dan karakter dokter yang dimaksud. Kalau saat datang pertama kali ternyata benar sesuai dengan gambaran ideal, kemungkinan besar inilah pilihan yang cocok. Akan tetapi bila ternyata tak sesuai, boleh saja mencari masukan dari teman-teman atau sumber lain.

MEMBANGUN RASA SALING PERCAYA

Memang sama sekali tak mengherankan bila ibu hamil berbeda pendapat dalam menetapkan sejumlah kriteria atas dokter kandungan dan kebidanan. Yang utama pastilah ibu harus menaruh rasa percaya pada dokter pilihannya. Kepercayaan ini amat menentukan relasi dua arah antara dokter dan pasiennya. Rasa percaya memungkinkan seorang ibu mengutarakan segala keluhan seputar kehamilan yang dirasakannya. Begitu juga semua pertanyaan, hingga tak cuma menggelantung di benaknya. Secara timbal balik, mendapat kepercayaan dari pasiennya membuat si dokter mampu mengatasi segala kekhawatiran, keluhan, maupun gangguan kehamilan yang dialami pasiennya.

Seiring perjalanan waktu, pasien juga akan menilai sendiri bagaimana kepuasan ataupun tingkat pelayanan dokter yang menangani kondisi kehamilannya. Bisa saja baru sekali periksa, Anda langsung merasa cocok dengan dokter itu. Kalaupun tak merasa cocok, hak Anda untuk berganti dokter hingga akhirnya menemukan yang dianggap paling cocok. Prinsipnya sih, semua dokter akan memberi pelayanan maksimal dan terbaik bagi para pasiennya. Sementara soal kepuasan, setiap pasien bisa saja memiliki kriteria penilaian tersendiri.

Dalam sehari umumnya seorang dokter kandungan dan kebidanan memiliki kemampuan yang berbeda dalam memeriksa pasien. Ada yang mampu memeriksa 20 pasien, meski ada juga yang mencapai 40-60 pasien! Namun seberapa banyak sebetulnya tak masalah asalkan dokter yang bersangkutan tetap mampu memberi pelayanan prima bagi setiap pasiennya. Tapi ingat, bagaimanapun juga dokter adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan tenaga dan butuh istirahat. Masalahnya, pasien sendiri yang kadang ngotot ingin ditangani oleh dokter tersebut meskipun harus rela antre berjam-jam lamanya.

TUNJUKKAN PROFESIONALISME

Kalau dipikir-pikir, tak ada kriteria yang jelas dan serbapasti dalam memilih dokter yang pas dan cocok alias ideal. Yang terpenting, pertimbangkan faktor profesionalisme si dokter yang bisa diamati dari hal-hal berikut:

* Terbuka

Dokter yang profesional adalah sosok yang terbuka pada pasiennya. Dengan kata lain, dia mau memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan ibu hamil, entah itu diminta ataupun tidak. Dokter juga mampu memberikan penjelasan dengan baik dan benar. Contohnya tentang kehamilan maupun risiko yang mungkin terjadi pada saat kehamilan yang dialami ibu dan sebagainya. Dengan kata lain tak ada keterangan yang sengaja ditutup-tutupi sehingga pasien tak tahu apa kendala yang dialaminya.

* Bersedia mendengarkan pasien

Selain terbuka memberikan berbagai keterangan, dokter juga mau mendengarkan keluhan dan menanggapi pertanyaan pasiennya. Dengan kata lain, komunikasi yang terjalin tak berlangsung satu arah atau sepihak saja. Dokter tak hanya memberikan instruksi, tapi alangkah baiknya menampung dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi pasien.

* Punya waktu cukup

Agar dapat memberikan informasi yang lengkap dan bisa mendengarkan keluhan pasiennya, tentunya dokter butuh waktu yang cukup. Memang persoalan waktu adalah sesuatu yang relatif. Artinya, ada yang merasa perlu punya waktu panjang, tapi ada juga yang merasa cukup beberapa menit saja untuk melayani pasien. Pilihan terpulang kembali pada kebutuhan si ibu hamil.

RENCANA PERSALINAN

Selain mempertimbangkan dan memilih dokter yang ideal, hal penting lainnya adalah memilih tempat bersalin. Ada berbagai alternatif, apakah mau melahirkan di rumah bersalin, rumah sakit bersalin, rumah sakit ibu dan anak, atau rumah sakit umum. Berikut beberapa faktor yang patut dipertimbangkan:

* Fasilitas

Perhatikan fasilitas yang disediakan tempat bersalin tersebut, apakah tergolong lengkap atau tidak. Jangan lupa, ibu melahirkan bukan cuma menjalani proses melahirkan lalu selesai begitu saja. Namun, adakalanya terjadi komplikasi atau kendala lain, seperti perdarahan berat dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini tentu saja membutuhkan tempat bersalin yang menyediakan sarana dan prasarana yang memadai seperti ruang kamar operasi untuk melakukan operasi maupun ruang ICU (Intensive Care Unit). Belum lagi kalau ternyata si bayi yang juga memerlukan perwatan yang lebih intensif seperti di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Hal ini perlu menjadi bahan pertimbangan karena di sini waktu sangat berati. Bayangkan, dalam kondisi kritis, ibu melahirkan dan bayinya harus dirujuk ke rumah sakit lain. Keadaan akan menjadi berbeda kalau di sana tersedia sarana yang lengkap hingga dapat segera mendapat pertolongan.

* Pelayanan

Penting juga adalah pelayanan para petugas kesehatan, baik itu perawat, bidan maupun dokter. Suasana pelayanan yang ramah dan menyenangkan secara psikologis pastilah membuat ibu merasa tenang, nyaman dan aman.

Pertimbangan pemilihan tempat bersalin ini disesuaikan dengan kondisi kehamilan si ibu apakah memunyai risiko tidak, sesuai dengan hasil pemeriksaan dokternya.

PLUS MINUS BIDAN DAN DOKTER
Selain dokter spesialis kebidanan dan kandungan, tenaga kesehatan lain yang juga dapat memeriksa kehamilan adalah:

* Bidan

Bidan bertugas memeriksa kehamilan ibu hamil sampai membantu proses melahirkan. Namun, jika bidan menemukan ada kelainan, semisal terjadinya gangguan pada kehamilan ibu tentu akan dirujuk pada dokter kandungan dan kebidanan untuk diperiksa dan ditangani lebih lanjut.

* Dokter Umum

Di pelosok/daerah terpencil dimana tak terdapat bidan, apalagi dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dapat saja melakukan pemeriksaan kehamilan. Namun, di perkotaan yang sarananya banyak, pelayanan haruslah sesuai dengan bidang keahliannya.

Hilman Hilmansyah. Foto: Ferdi/nakita

Konsultan Ahli:
Dr. Otamar Samsudin, Sp.OG.,
dari RS Metropolitan Medical Centre, Jakarta, RS Gandaria dan
Klinik Infertility Sam Marie
(Nakita)

No comments:

Post a Comment

Template by - Abdul Munir - 2008